Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 Januari 2014

Sejarah Lengkap Peristiwa Rengasdengklok

Sejarah Lengkap Peristiwa Rengasdengklok
Sejarah Peristiwa Rengasdengklok Lengkap - Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana –yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka –yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.

Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu – buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.

Proklamasi, ternyata didahului oleh perdebatan hebat antara golongan pemuda dengan golongan tua. Baik golongan tua maupun golongan muda, sesungguhnya sama-sama menginginkan secepatnya dilakukan Proklamasi Kemerdekaan dalam suasana kekosongan kekuasaan dari tangan pemerintah Jepang. Hanya saja, mengenai cara melaksanakan proklamasi itu terdapat perbedaan pendapat. Golongan tua, sesuai dengan perhitungan politiknya, berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah, jika tetap bekerjasama dengan Jepang.

Karena itu, untuk memproklamasikan kemerdekaan, diperlukan suatu revolusi yang terorganisir. Soekarno dan Hatta, dua tokoh golongan tua, bermaksud membicarakan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dengan cara itu, pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan tidak menyimpang dari ketentuan pemerintah Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh golongan pemuda. Mereka menganggap, bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang. Sebaliknya, golongan pemuda menghendaki terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan itu, dengan kekuatan sendiri. Lepas sama sekali dari campur tangan pemerintah Jepang. Perbedaan pendapat ini, mengakibatkan penekanan-penekanan golongan pemuda kepada golongan tua yang mendorong mereka melakukan “aksi penculikan” terhadap diri Soekarno-Hatta (lihat Marwati Djoened Poesponegoro, ed. 1984:77-81)

Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan sebagaimana dilukiskan Lasmidjah Hardi (1984:58); Ahmad Soebardjo (1978:85-87) sebagai berikut:

” Sekarang Bung, sekarang! malam ini juga kita kobarkan revolusi !” kata Chaerul Saleh dengan meyakinkan Bung Karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah siap mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang. ” Kita harus segera merebut kekuasaan !” tukas Sukarni berapi-api. ” Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami !” seru mereka bersahutan. Wikana malah berani mengancam Soekarno dengan pernyataan; ” Jika Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari .”

Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana sambil berkata: ” Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !”. Hatta kemudian memperingatkan Wikana; “… Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan di negeri kita ini. Jika saudara tidak setuju dengan apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah siap dan sanggup untuk memproklamasikan kemerdekaan, mengapa saudara tidak memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri ? Mengapa meminta Soekarno untuk melakukan hal itu ?”

Namun, para pemuda terus mendesak; ” apakah kita harus menunggu hingga kemerdekaan itu diberikan kepada kita sebagai hadiah, walaupun Jepang sendiri telah menyerah dan telah takluk dalam ‘Perang Sucinya ‘!”. ” Mengapa bukan rakyat itu sendiri yang memprokla­masikan kemerdekaannya ? Mengapa bukan kita yang menyata­kan kemerdekaan kita sendiri, sebagai suatu bangsa ?”. Dengan lirih, setelah amarahnya reda, Soekarno berkata; “… kekuatan yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan kekuatan bersenjata dan kesiapan total tentara Jepang! Coba, apa yang bisa kau perlihatkan kepada saya ? Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa tindakan bagian keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak ? Bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan setelah diproklamasikan ? Kita tidak akan mendapat bantuan dari Jepang atau Sekutu. Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri “. Demikian jawab Bung Karno dengan tenang.

Para pemuda, tetap menuntut agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun, kedua tokoh itu pun, tetap pada pendiriannya semula. Setelah berulangkali didesak oleh para pemuda, Bung Karno menjawab bahwa ia tidak bisa memutuskannya sendiri, ia harus berunding dengan para tokoh lainnya. Utusan pemuda mempersilahkan Bung Karno untuk berunding. Para tokoh yang hadir pada waktu itu antara lain, Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa Kusumasomantri, Djojopranoto, dan Sudiro. Tidak lama kemudian, Hatta menyampaikan keputusan, bahwa usul para pemuda tidak dapat diterima dengan alasan kurang perhitungan serta kemungkinan timbulnya banyak korban jiwa dan harta. Mendengar penjelasan Hatta, para pemuda nampak tidak puas. Mereka mengambil kesimpulan yang menyimpang; menculik Bung Karno dan Bung Hatta dengan maksud menyingkirkan kedua tokoh itu dari pengaruh Jepang.

Pukul 04.00 dinihari, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta oleh sekelompok pemuda dibawa ke Rengasdengklok. Aksi “penculikan” itu sangat mengecewakan Bung Karno, sebagaimana dikemukakan Lasmidjah Hardi (1984:60). Bung Karno marah dan kecewa, terutama karena para pemuda tidak mau mendengarkan pertimbangannya yang sehat. Mereka menganggap perbuatannya itu sebagai tindakan patriotik. Namun, melihat keadaan dan situasi yang panas, Bung Karno tidak mempunyai pilihan lain, kecuali mengikuti kehendak para pemuda untuk dibawa ke tempat yang mereka tentukan. Fatmawati istrinya, dan Guntur yang pada waktu itu belum berumur satu tahun, ia ikut sertakan.

Rengasdengklok kota kecil dekat Karawang dipilih oleh para pemuda untuk mengamankan Soekarno-Hatta dengan perhitungan militer; antara anggota PETA (Pembela Tanah Air) Daidan Purwakarta dengan Daidan Jakarta telah terjalin hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan bersama-sama. Di samping itu, Rengasdengklok letaknya terpencil sekitar 15 km. dari Kedunggede Karawang. Dengan demikian, deteksi dengan mudah dilakukan terhadap setiap gerakan tentara Jepang yang mendekati Rengasdengklok, baik yang datang dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah.

Sehari penuh, Soekarno dan Hatta berada di Rengasdengklok. Maksud para pemuda untuk menekan mereka, supaya segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan terlepas dari segala kaitan dengan Jepang, rupa-rupanya tidak membuahkan hasil. Agaknya keduanya memiliki wibawa yang cukup besar. Para pemuda yang membawanya ke Rengasdengklok, segan untuk melakukan penekanan terhadap keduanya. Sukarni dan kawan-kawannya, hanya dapat mendesak Soekarno-Hatta untuk menyatakan proklamasi secepatnya seperti yang telah direncanakan oleh para pemuda di Jakarta . Akan tetapi, Soekarno-Hatta tidak mau didesak begitu saja. Keduanya, tetap berpegang teguh pada perhitungan dan rencana mereka sendiri. Di sebuah pondok bambu berbentuk panggung di tengah persawahan Rengasdengklok, siang itu terjadi perdebatan panas; ” Revolusi berada di tangan kami sekarang dan kami memerintahkan Bung, kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, lalu …”. ” Lalu apa ?” teriak Bung Karno sambil beranjak dari kursinya, dengan kemarahan yang menyala-nyala. Semua terkejut, tidak seorang pun yang bergerak atau berbicara.

Waktu suasana tenang kembali. Setelah Bung Karno duduk. Dengan suara rendah ia mulai berbicara; ” Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17 “. ” Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16 ?” tanya Sukarni. ” Saya seorang yang percaya pada mistik”. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci. Al-Qur’an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia “. Demikianlah antara lain dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di Rengasdengklok sebagaimana ditulis Lasmidjah Hardi (1984:61).

Sementara itu, di Jakarta, antara Mr. Ahmad Soebardjo dari golongan tua dengan Wikana dari golongan muda membicarakan kemerdekaan yang harus dilaksanakan di Jakarta . Laksamana Tadashi Maeda, bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto dari pihak pemuda, hari itu juga mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya, Sudiro, ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta. Rombongan penjemput tiba di Rengasdengklok sekitar pukul 17.00. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan, bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan itu, komandan kompi PETA setempat, Cudanco Soebeno, bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta (Marwati Djoened Poesponegoro, ed. 1984:82-83).

Senin, 23 Desember 2013

Sejarah Blogger Dan Wordpress

Sejarah Blogger Dan Wordpress Lengkap
Sejarah Blogger Dan Wordpress - Pasti kalian sudah tau Blogger dan Wordpress. Blogger dan Wordpress adalah CMS Blog yang cukup populer di dunia, penggunanya pun sudah banyak. Blog adalah singkatan dari 'web blog', merupakan sebuah bentuk aplikasi web yang berisi tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Sering sekali tulisan tersebut dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru terlebih dahulu kemudian diikuti isi yang lebih lama), walaupun tidak selalu demikian. Situs web demikian dapat diakses oleh semua peselancar dunia maya dan pada umumnya berisi topik-topik yang spesifik.

Dengan menggunakan Blogger dan Wordpress, anda dapat membuat sebuah blog anda sendiri dengan mudah. Blogger dan Wordpress juga mempunyai fitur sebuah desain, dengan fitur ini anda dapat membuat/mengedit tampilan blog anda sendiri. Biasanaya untuk mendesain sebuah blog maupun web menggunakan CSS (Cascade Style Sheet).

1. Sejarah Blogger

Blogger sebenarnya adalah sebuah sistem publikasi blog (blog publishing system) yang pada awalnya dibuat oleh Pyra Labs pada tanggal 23 Agustus 1999 dan merupakan sebuah dedicated blog-publishing tool pertama kali yang diperuntukkan untuk membantu mempopulerkan format tersebut.

Pada bulan Februari 2003, dikarenakan kepopulerannya, akhirnya Pyra Labs diakuisisi oleh Google. Akuisisi ini menyebabkan fitur premium yang sebelumnya dikenakan biaya, kemudian berubah gratis.

2. Sejarah Wordpress

WordPress dimulai saat Matt Mullenweg yang merupakan pengguna aktif dari b2 mengetahui bahwa proses pengembangan b2 dihentikan oleh pemrogramnya (programmer) yang bernama Michel Valdrighi, Matt Mullenweg merasa sayang dan mulai melanjutkan pengembangan b2. WordPress muncul pertama kali di tahun 2003 hasil kerja keras Matt Mullenweg dengan Mike Little. Yang membuat WordPress makin terkenal, selain karena banyaknya fitur dan tampilan yang menarik, adalah juga karena dukungan komunitas terhadap perangkat lunak sumber terbuka untuk blog.

Sekian informasi mengenai Sejarah Blogger Dan Wordpress. Semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita semua.

Sabtu, 09 November 2013

Sejarah Penyebab Terpisahnya Pulau Jawa Dan Sumatera

Sejarah Penyebab Terpisahnya Pulau Jawa Dan Sumatera

Inilah Penyebab Terpisahnya Pulau Jawa Dan Sumatera - Gunung krakatau tepatnya gunung anak krakatau yang merupakan gunung krakatau muda. Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.

Letusan itu sangat dahsyat, awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.

Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.

Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.

Melihat kawasan Gunung Krakatau di Selat Sunda, para ahli memperkirakan bahwa pada masa purba terdapat gunung yang sangat besar di Selat Sunda yang akhirnya meletus dahsyat yang menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau Purba, yang merupakan induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada 1883. Gunung ini disusun dari bebatuan andesitik.

Catatan mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi. Isinya antara lain menyatakan:

  • Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara
  • Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat
  • Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia
  • Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula.

Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulau Sumatera. Pakar geologi Berend George Escher dan beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa kejadian alam yang diceritakan berasal dari Gunung Krakatau Purba, yang dalam teks tersebut disebut Gunung Batuwara. Menurut buku Pustaka Raja Parwa tersebut, tinggi Krakatau Purba ini mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut, dan lingkaran pantainya mencapai 11 kilometer.

Akibat ledakan yang hebat itu, tiga perempat tubuh Krakatau Purba hancur menyisakan kaldera (kawah besar) di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung, dalam catatan lain disebut sebagai Pulau Rakata, Pulau Rakata Kecil dan Pulau Sertung. Letusan gunung ini disinyalir bertanggung- jawab atas terjadinya abad kegelapan di muka bumi. Penyakit sampar bubonic terjadi karena temperatur mendingin. Sampar ini secara signifikan mengurangi jumlah penduduk di muka bumi.

Letusan ini juga dianggap turut andil atas berakhirnya masa kejayaan Persia purba, transmutasi Kerajaan Romawi ke Kerajaan Byzantium, berakhirnya peradaban Arabia Selatan, punahnya kota besar Maya, Tikal dan jatuhnya peradaban Nazca di Amerika Selatan yang penuh teka-teki. Ledakan Krakatau Purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut telah membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur sebesar 5-10 derajat selama 10-20 tahun.

Kamis, 01 Agustus 2013

10 Fakta Unik Sejarah Internet

10 Fakta Unik Sejarah Internet

10 Fakta Unik Sejarah Internet - Banyak orang yang sudah menggunakan internet, dari mulai anak2 hingga orang dewasa. Dunia internet sudah sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari di jaman kini. Kita mungkin perlu tahu sejarah unik tentang internet itu sendiri. Kapan pertama kali istilah internet digunakan, apa yang paling banyak dicari saat orang berselancar di dunia maya, dan lain sebagainya. Tapi, apakah sobat tau Sejarah Mengenai Internet ? Nah, untuk yang belum tau, saya akan memberikan sedikit infonya nih

#1 Gmail Dari Garfield

Sebelum Gmail.com menjadi andalan Google, gmail.com adalah situs dari kartun kucing oranye pemalas yaitu Garfield. Dan singkat cerita Google terpaksa membeli situs gmail.com untuk dirubah menjadi penyedia jasa email nomor satu dari Google.

#2 Youtube Menyortir 100 Tahun Film

Google sangat perhatian terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual, karena itu tiap hari Google menscan tiap hari video-video yang telah diunggah ke situs Youtube, dan jika semua video tersebut disambungkan maka panjang video akan mencapai 100 tahun, dan itu di scan tiap hari oleh Google!

#3 Webcam Pertama Tercipta Untuk Mengawasi Kopi

Tahun 1991 Cambridge University sukses menguji coba webcam, dan tugas mulia pertama kali adalah memantau mesin kopi, well para staff sering kali mendapati mesin kopi dalam keadaan kosong dan sang pencuri musti mendapat pelajaran.

#4 Istilah "Internet" Pertama

Istilah "internet" pertama kali muncul di booklet "Internet Transmission Control Program.

#5 Sebelum 1992 Tidak Boleh Berjualan Di Internet

Kongres Amerika baru menyetujui Scientific Advanced Technology Act di tahun 1992 yang memungkinkan orang-orang melakukan perdagangan di internet.

#6 Efek Buruk Dari internet

Anda harus hati-hati karena selain informasi positif juga banyak informasi negatif seperti cara bunuh diri secara efisien.

#7 Kencan Via Internet

Semakin banyak orang ketemuan via internet lalu menikah. Tapi tunggu dulu banyak juga negatifnya. Saran saya berhati-hatilah dengan "pasangan" anda di dunia maya.

#8 Porn, Porn Everywhere

Hampir sepertiga dari pencarian di internet berhubungan dengan hal-hal yang porno.

#9 Dan Konten Porno Hanya Sebagian Kecil Dari Konten Internet

Walaupun banyak yang mencari konten porno, ternyata menurut Google hanya 1,1% artikel atau situs di internet yang terbukti berhubungan dengan hal porno.

#10 Karya Steve Job Dibalik Penemuan Internet

Komputer pertama yang dipakai Tim Berner Lee untuk merancang internet adalah komputer NEXT, perusahaan yang dibuat oleh Steve Job setelah ditendang dari Apple.

Itulah sedikit info sejarah mengenai Internet. Terima kasih sudah membaca informasi ini di Koran Artikel. Semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita.

Kamis, 11 April 2013

Ulang Tahunku Yang Ke-13

Kemarin adalah Hari Ulang Tahunku yg ke-13. Tapi disaat hari yg berbahagia, saya malah kurang mendapatkan Kasih Sayang dari Keluarga, Teman, Guru dan Sahabat.

Tapi, Saya juga mendapatkan Kasih Sayang dari Sahabat saya Faza Muhammad Ilham dan Michael-7Up.
Dan saya mengucapkan terima kasih banyak untuk Guru les saya di CI (Champion Indonesia).

Semoga cita-cita dan keinginan saya tercapai, menjadi anak yg saleh dan berbakti kepada orang tua, semakin pintar. Mohon Do'a nya ya teman-teman.

-=[ Special Thanks To ]=-

Mrs.Asti
Mrs.Winda
Faza Muhammad Ilham
Michael-7Up

Selasa, 09 April 2013

Sejarah Lengkap Tentang Kerajaan Mataram Kuno

hy sobat,,, Kali ini saya mau mengungkap sejarah dari Kerajaan Mataram Kuno secara Lengkap. Saya share sejarah ini untuk tugas adik kelas dan teman saya. Semoga Bermanfaat

Kerajaan Mataram Kuno adalah salah satu kerajaan jaman Hindu yang banyak meninggalkan sejarah melalui prasasti yang ditemukan. Kerajaan ini pada awalnya berdiri di wilayah Jawa Tengah yang juga dikenal sebagai kerajaan Medang.
Kerajaan mataram kuno atau mataram dengan agama hindu merupakan kerajaan hindu yang pernah berjaya dengan dua dinasti. Dinasti yang pernah berjaya memimpin mataram kuno adalah Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Kerajaan mataram kuno berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan.

Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada abad 8. Namun, sejak abad 10 kerajaan ini mengalihkan pusat kekuasaannya di Jawa Timur. Saat di Jawa Tengah, pusat kekuasaan berada di kawasan Yogyakarta dan sekitarnya. Hal ini didasarkan pada penemuan prasati Minto dan Prasasti Anjuk Ladang.

Dalam Prasasti Mantyasih pada tahun 907 disebutkan bahwa raja pertama kerajaan Mataram Kuno atau kerajaan Medang adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Raja ini mengeluarkan prasasti Canggal pada tahun 732. dalam prasasti tersebut tidak disebutkan dengan jelas nama kerajaan yang diperintahnya.

Dalam periode Jawa Tengah, ada 12 Raja yang memerintah kerajaan Mataram Kuno. Raja pertama adalah Sanjaya yang sekaligus pendiri kerajaan Medang. Selanjutnya digantikan oleh Rakai Panangkaran yang merupakan awal kekuasaan wangsa Syailendra yang mendirikan Candi Borobudur.

Berikutnya adalah Rakai Panunggalan alias Dharanindra, Rakai Warak alias Samaragrawira, Rakai Garung alias Samaratungga. Samaratungga digantikan oleh Rakai Pikatan yang merupakan awal kebangkitan wangsa Sanjaya, Rakai Kayuwangi alias Dyah Pitaloka, Rakai Watuhumalang, Rakai Watukura, Mpu Daksa, Rakai Layang Dyah Tulodong dan Rakai Sumba Dyah Wawa.

Sedangkan periode kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur dimulai dari pemerintahan Mpu Sindok yang kemudian digantikan oleh Sri Lokapala. Selanjutnya adalah Makuthawangsawardhana. Dan terakhir adalah Dharmawangsa Teguh sebagai penutup di kerajaan Mataram Kuno atau kerajaan Medang ini.

Nama Kerajaan Mataram Kuno

Secara umum, nama Kerajaan Medang merupakan penyebutan untuk kerajaan mataram hanya pada masa kerajaan mataram waktu berpusat di Jawat Timur. Namun penyebutan tersebut tidak benar secara hirtorisnya.

Hal tersebut didasarkan pada adanya penemuan-penemua prasasti yang berisikan tentang Kerajaan Mataram. Dalam beberapa bukti prasasti tersebut diungkapkan bahwa penggunaan nama Kerajaan Medang sudah digunakan sejak Kerajaan Mataram ada di Jawa Tengah sebelum pindah ke Jawa Timur.

Jadi penggunaan istilah Kerajaan Medang yang mengalami penyempitan makna hanya pada Kerajaan Mataram yang ada di Jawa Timur adalah hal yang keliru. Dan hal tersebut haruslah dibenarkan supaya tidak terjadi pengkaburan sejarah oleh penggunaan istilah yang tidak tepat.

Penggunaan nama Kerajaan Medang untuk periode yang berkuasa di Jawa Tengah biasa dikenal dengan sebutan Kerajaan Mataram. Hal tersebut berdasarkan pada daerah yang dijadikan ibu kota oleh Kerajaan Mataram.

Penggunaan istilah Kerajaan Medang juga biasanya digunakan untuk membedakan Kerajaan Mataram Islam yang Berjaya pada abada ke-16. Kerajaan Medang yang merupakan Kerajaan Mataram yang masih berada di Jawa Tengah juga disebut dengan Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu sebagai pembeda dengan Kerajaan Mataram Islam.

Kerajaan Mataram Kuno - Pusat Kerajaan Medang


Secara umum menurut para ahli sejarah menyatakan bahwa Kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh tiga dinasti yang pernah berkuasa pada waktu itu. Ketiga dinasti tersebut adalah Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan Wangsa Isyana. Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra merupakan dua dinasti dari Kerajaan Mataram Kuno yang masih berpusat di Jawa tengah, sedangkan Wangsa Isnaya merupakan Kerajaan Maratam Kuno yang sudah berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.

a. Wangsa Sanjaya

Penggunaan nama Wangsa Sanjaya didasarkan pada nama dari raja pertama Kerajaan Medang. Nama dari raja tersebut adalah Sanjaya. Raja Kerajaan Medang ini menganut agama hindu yang menyembah kepada Dewa Siwa atau yang lebih dikenal dengan Hindu aliran Siwa.

Sebagaimana kerajaan lainnya pada umumny bahwa akan ada masa pergantian kedudukan. Hal tersebut juga berlaku pada Kerajaan Medang pada masa Wangsa Sanjaya. Dalam sebuah kajian teori yang dikemukan oleh van Naerssen mengatakan bahwa keruntuhan dinasti Sanjaya adalah pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran yang merupakan pengganti dari raja Sanjaya tepatnya pada tahun 770-an.

b.  Wangsa Sailendra

Dinasti Sanjaya kemudian digantikan oleh Dinasti Syailendra yang berhasil merebut kekuasaan dari Rakai Panangkaran. Raja Syailendra merupakan seorang penganut agama Budha Mahayana. Sejak saat itu Wangsa Syailendra memimpin di Pulau Jawa.

Tidak hanya memimpin Pulau jawa saja, namun juga mampu menaklukan Kerajaan Sriwijaya yang berada di Pulau Sumatra.  Hingga akhirnya pada tahun 840 putri dari Wangsa Syailendra yang bernama Pramodawardhani menikah dengan Rakai Pikatan yang merupakan keturunan dari Wangsa Sanjaya. Dari perkawinannya antara Pramodawardhani maka Rakai Pikatan berhasil menduduki tahta sebagai raja di Kerajaan Medang.

Kemudian oleh Raja Rakai Pikatan, istana kerajaan dipindahkan ke Mamrati. Peristiwa naiknya Rakai PIkatan yang merupakan keturunan dari Wangsa Sanjaya dianggap sebagai kebangkitan dari Wangsa Sanjaya itu sendiri.

Dalam sebuah Prasasti Mantyasih ada perbedaan pendapat mengenai para raja Medang. Berdasarka teori dari Bosch maka berdsarkan nama yang ada di  dalam prasasti tersebut diambil kesimpulan bahwa raja-raja Medang merupakan keturunan dari Wangsa Sanjaya secara keseluruhan.

Namun teori itu tidak sejalan dengan pendapat dari Slamet Muljana yang beranggapan bahwa nama-nama yang ada pada Prasasti Mantyasih adalah daftar nama raja-raja yang pernah berkuasa di Medang. Jadi bukanlah merupakan daftar silsilah keturunan dari Wangsa Sanjaya.

Sebagai contoh adalah tertolaknya teori van Nersen yang menyatakan kekalahan Rakai Panangkaran yang merupakan keturunan Sanjaya oleh Raja Syailendra yang menandakan berpindahnya kekuasaan dari Sanjaya ke Syailendra. Menurut Slamet Muljana bahwa Rakai Panangkaran dianggap bukan merupakan keturunan dari Sanjaya.

Hal tersebut didasarkan pada temuan prasasti yang ada. Prasasti tersebtu adalah Prasasti Kalasan yang mengagung-agunkan Rakai Panangkaran sebagai Sailendrawangsasatilaka. Maksud dari “sailendrawangsasatilaka” adalah permata wangsa Sailendra. Jadi Rakai Panangkaran bukanlah keturunan sanjaya karena disebut sebagai permata sailendra.

Menurut Slamet juga bahwa berdasarkan Prasasti Matyasih maka Rakai Panangkaran hingga Rakai Agung merupakan keturunan dari Wangsa Sailendra. Sedangkan bangkitnya Wangsa Sanjaya setelah Wangsa Sailendra adalah pada waktu Rakai Pikatan menjadi Raja menggantikan Rakai Garung.

Penggunaan nama “Rakai” pada Kerajaan Medang memiliki makna yang sama dengan istilah “Bhre” pada Kerajaan Majapahit. Istilah Rakaia pada Kerajaan Medang dan Bhre pada Kerajaan Majapahit memiliki arti penguasa. Jadi adanya gelar Rakai Panangkaran memiliki arti sebagai penguasa panangkaran. Dalam sejarah yang ditemukan di Prasati Kalasan ditemukan bahwa nama asli dari Rakai Panangkaran adalah Dyah Pancapana.

Di lain waktu ada dinasti ketiga yang berkuasa di Kerajaan Medang. Dinasti tersebut adalah Dinasi Isyana yang merupakan penguasa Kerajaan Mataram setelah pindah dari Jawa Tengah. Dinasi ini memindahkan pusat Kerajaan Mataram yang semula berada di Jawa Tengah berindah ke Jawa Timur.

Pendiri dari Dinasi Isyana yang berpusat di Jawa Timur adalah Mpu Sindok. Mpu sindok sendiri baru membangun kerajaannya di Tamwlang pada tahun 929. Kerajaan yang didirikan oleh Mpu Sindok merupakan lanjutan dari kerajaan Mataram karena pada prasasti yang ada diketahui bahwa Mpu Sindok secara tegas menyatakan bahwa kerajaan yang ia bangun merupakan kelanjutan dari Kadatwan Rahyangta I Medang I Bhumi Mataram.

Itu merupakan bukti bahwa Kerajaan Mataram yang dibangun oleh Mpu Sindok yang berpusat di Jawa Timur merupakan lanjutan dari Kerajaan Mataram yang sebelumnya ada di Jawa Tengah.

Kepindahan Kerajaan Mataram Kuno

Ketika pemerintahan Dyah Wawa, pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah berakhir. Tidak ada catatan sejarah yang bisa menjabarkan penyebab kepindahan pusat pemerintahan ke Jawa Timur tersebut. Termasuk dalam berbagai prasasti yang ditemukan dan dibuat pada masa pemerintahan kerajaan Mataram Kuno.

Namun ada sebuah pemikiran yang dikemukan seorang ahli sejarah dari Belanda, Van Bammelen. Menurutnya, kemungkinan penyebab perpindahan pusat kerajaan Mataram Kuno adalah faktor alam. Dalam hal ini, letusan gunung Merapi kuno yang sangat dahsyat.

Letusan Merapi kuno itulah yang menghancurkan pusat kebudayaan Kerajaan Mataram Kuno berikut semua fasilitas yang ada. Letusan tersebut menyebabkan adanya perubahan struktur bumi dengan membentuk wilayah yang bernama Gunung Gendol dan juga Pegunungan menoreh. Selain itu, dahsyatnya letusan diperkirakan membawa beberapa dampak erupsi seperti terjangan hujan abu yang cukup pekat dan longsoran batuan vulkanik yang berukuran cukup besar.

Teori ini makin kuat dibenarkan, setelah pada tahun 2010 gunung Merapi meletus yang menimbulkan efek luar biasa. Kawasan jangkauan dampak Merapi pun sangat luas dan menimbulkan kerusakan yang luar biasa. Sehingga, diperkirakan letusan dahsyat Merapi kuno memang merupakan penyebab dipindahnya pusat kerajaan Mataram Kuno tersebut ke kawasan Jawa Timur.

Kerajaan Mataram Kuno Dan Kebijaksanaan Para Rajanya

Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh seorang raja. Menjadi raja adalah anugerah. Apalagi ketika raja diidentikkan dengan sesosok manusia yang berkuasa layaknya dewa. Punya power luar biasa, kharisma memukau dan kearifan yang tertempa dari pengalaman sarat hikmah. Itulah sekelumit gambaran para raja zaman dahulu. Khususnya ketika masa Kerajaan Mataram Kuno memerintah Pulau Jawa, pada abad ke-8 hingga awal abad ke-11 Masehi.

Kerajaan Mataram Kuno - Keagungan Raja Mataram Kuno


Bagi rakyat di Kerajaan Mataram Kuno, sosok raja begitu mengultus. Dihormati bahkan dipuja keberadaan mereka. Menjadi panutan dalam bersikap maupun berperilaku. Perkataan para raja adalah sesuatu yang sakral. Sabda pandita ratu.

Kata-kata raja merupakan titah yang tak boleh disangkal atau diragukan kebenarannya, pun dengan raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno. Wibawa mereka begitu agung. Bahkan ketika raja tersebut telah mangkat, wibawa mereka tak pudar. Para raja yang telah meninggal, oleh rakyatnya tetap dipuja. Raja-raja itu dibangunkan makam indah dan patung yang dikaitkan dengan sosok para dewa (tradisi Hindu) atau sang Budha (tradisi Budha).    

Terlepas dari sisi kesakralan para raja Kerajaan Mataram Kuno, mereka sebagai manusia adalah sosok terpilih. Kematangan dan kedewasaan dalam berperilaku memang di atas rata-rata masyarakat pada saat itu. Tak heran bila rakyat meletakkan status raja di posisi tertinggi dalam kasta sosial Kerajaan Mataram Kuno.

Meskipun termasuk dalam kasta ksatria yang secara stratanya di bawah kelas brahmana, tapi pengecualian bagi raja. Mereka adalah puncak strata atau kasta. Simbol sekaligus wujud nyata dari keagungan dan kebijaksanaan. Filosofi seperti itu juga berkenaan dengan raja di Kerajaan Mataram Kuno.

Sekilas Kerajaan Mataram Kuno 

Sebelum mengulas lebih jauh bagaimana kebijaksanaan para raja Kerajaan Mataram Kuno, kita ulas selintas sejarah kerajaan yang punya pengaruh nyata bagi kehidupan suku bangsa Jawa itu. Suatu bentuk imperium kekuasaan yang membentang dari wilayah Jawa Tengah hingga Jawa Timur.

Kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan adigdaya yang meninggalkan banyak bukti arkeologis dari keberadaan mereka. Baik itu berupa prasasti maupun candi-candi megah nan indah yang hingga kini masih dapat dinikmati. Salah satunya adalah candi Borobudur dan Prambanan. Candi termegah dan terelok di dunia.

Selain bernama Kerajaan Mataram Kuno, kerajaan ini juga punya dua nama lain yang dikenal yakni Kerajaan Medang dan Kerajaan Mataram Hindu. Nama Kerajaan Medang banyak ditemukan di prasasti-prasasti hasil temuan para arkeolog.

Sedangkan nama Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu, mengacu pada salah satu daerah yang menjadi ibu kota kerajaan tersebut, yaitu Mataram. Ada pun penamaan di belakangnya yakni ‘Kuno’ atau ‘Hindu’, untuk membedakan dengan kerajan lain yang muncul beberapa abad kemudian, Kerajaan Mataram Islam.

Lalu, di mana letak wilayah bernama Mataram tersebut? Sebagian besar pakar sejarah menunjuk Kota Yogyakarta sebagai wilayah yang dikenal bernama Mataram. Dahulunya, daerah ini adalah pusat pemerintahan dari Kerajaan Mataram Kuno. Pusat kebudayaan dan bertahtanya para raja dari kerajaan penguasa tanah Jawa tersebut. Ibu kota awal dari berdirinya Kerajaan Mataram Kuno.  

Tetapi, dari beberapa prasasti yang telah ditemukan, ibu kota Kerajaan Mataram Kuno ternyata tak hanya ada di Mataram. Ada beberapa tempat yang pernah menjadi pusat pemerintahan. Mulai dari ‘Mamrati’ dan ‘Poh Pitu’, diperkirakan terletak di daerah Kedu. Lalu ‘Tamwlang’ (Tembelang), dan ‘Watugaluh’ (Megaluh). Keduanya nama daerah tersebut terletak di daerah Jombang, Jawa timur. Daerah terakhir adalah ‘Wwatan’ (Wotani), terletak di daerah Madiun, Jawa Timur.

Berikut rincian dari nama-nama ibu kota dari Kerajaan Mataram Kuno berdasarkan prasasti-prasasti yang telah ditemukan dan bisa terbaca:

  • Medang i Bhumi Mataram (masa pemerintahan Raja Sanjaya).
  • Medang i Mamrati (masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan).
  • Medang i Poh Pitu (masa pemerintahan Raja Dyah Balitung).
  • Medang i Bhumi Mataram (masa pemerintahan Raja Dyah Wawa).
  • Medang i Tamwlang (masa pemerintahan Raja Mpu Sindok).
  • Medang i Watugaluh (masa pemerintahan raja Mpu Sindok).
  • Medang i Wwatan (masa pemerintahan raja Dharmawangsa Teguh).


Meskipun berganti-ganti nama ibu kota atau pusat pemerintahan, nama Mataram adalah nama yang lazim dipakai untuk menyebut nama kerajaan secara keseluruhan. Mataram pun jadi ikon dari kemegahan dan keagungan Kerajaan Mataram Kuno. Dari pergantian letak ibu kota tersebut, Kerajaan Mataram Kuno dibagi ke dalam dua periode, yakni periode Jawa Tengah dan Jawa Timur.  

Sejarah mencatat bahwa selama rentang kejayaan Kerajaan Mataram Kuno, ada tiga dinasti (wangsa) yang pernah berkuasa. Yaitu Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra pada periode Jawa Tengah, serta Wangsa Isyana pada periode Jawa Timur.   

Wangsa Sanjaya mengacu pada nama raja pertama Kerajaan Mataram Kuno, Raja Sanjaya yang menganut agama Hindu aliran Siwa. Dinasti berikutnya adalah Wangsa Sailendra yang beragama Buddha Mahayana. Pada masa kedua dinasti ini berkuasa (Wangsa Sanjaya dan Sailendra), pusat pemerintahan masih di wilayah Jawa Tengah (periode Jawa Tengah).

Adapun pada masa dinasti terakhir yaitu Wangsa Isyana, pusat pemerintahan sudah berada di kawasan Jawa Timur (periode Jawa Timur). Dinasti yang didirikan oleh Mpu Sindok ini, membangun pusat pemerintahan di Tamwlang (Tembelang) sekitar tahun 929 Masehi.

Kebijaksanan Para Raja Kerajaan Mataram Kuno

Selama tiga abad, Kerajaan Mataram kuno diperintah oleh 16 raja. Raja-raja ini punya kekhasan kebijakan dalam memerintah. Pemikiran dan tingkah laku mereka, jadi acuan mayoritas rakyat Kerajaan Mataram Kuno. Berikut ini nama dari raja-raja tersebut:        

  1. Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram Kuno.
  2. Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Syailendra.
  3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra.
  4. Rakai Warak alias Samaragrawira.
  5. Rakai Garung alias Samaratungga.
  6. Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa Sanjaya.
  7. Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala.
  8. Rakai Watuhumalang.
  9. Rakai Watukura Dyah Balitung.
  10. Mpu Daksa.
  11. Rakai Layang Dyah Tulodong.
  12. Rakai Sumba Dyah Wawa.
  13. Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur.
  14. Sri Lokapala, suami Sri Isanatunggawijaya.
  15. Makuthawangsawardhana.
  16. Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Mataram Kuno berakhir.
Keenambelas raja Kerajaan Mataram Kuno tersebut merupakan sosok yang punya kharisma dan kebijaksanaan dalam memerintah. Kewibawaan yang terbangun bukan hanya karena statusnya sebagai raja, namun juga disebabkan kebijaksanaan mereka dalam berpikir dan berbuat.

Mereka pun tak hanya dihormati, tapi juga dicintai oleh rakyatnya. Berikut ini, diambil tiga raja pertama dari kerajaan Mataram Kuno. Setidaknya mereka bisa mewakili kebijaksaan dari ke-13 raja-raja lainnya. Memberikan contoh bagaimana sosok ideal seorang raja dalam memerintah.    

1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya, Raja Pertama Kerajaan Mataram Kuno

Raja Sanjaya berkuasa di Mataram Kuno cukup lama, yaitu sekitar 28 tahun (732-760 M). Selama rentang waktu tersebut, Sanjaya memusatkan perhatiannya pada aspek religiusitas dan kesusastraan. Maraknya pembangunan candi-candi di Gunung Dieng jadi bukti penguatan sisi religi.

Untuk bidang kesusastraan, Sanjaya membuka akses seluas-luasnya bagi rakyat Kerajaan Mataram Kuno untuk mengenal beragam karya sastra dengan baik. Contoh, pengajaran puisi jadi pendidikan yang wajib diikuti oleh masyarakat umum. Terutama bagi kalangan pegawai istana dan pemuka masyarakat, mereka harus memahami ilmu pengasah kehalusan jiwa itu.

Sebagai raja pertama Kerajaan Mataram Kuno, Sanjaya terkenal dengan wejangan-wejangan penuntun kehidupan. Wejangan itu berupa empat macam perbuatan luhur untuk mencapai kehidupan sempurna, yaitu:

  • Tresna (cinta kasih).
  • Gumbira (bahagia).
  • Upeksa (tidak mencampuri urusan orang lain).
  • Mitra (memiliki banyak kawan, sahabat, saudara atau teman).  
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran, Raja Kedua Kerajaan Mataram Kuno 

Mewarisi kebijaksanaan dari ayahnya, Rakai Panangkaran (760-780 M) melanjutkan kejayaan dari Kerajaan Mataram Kuno. Tak hanya wilayah kerajaan yang semakin meluas, raja Mataram Kuno itu pun memerintah dengan kearifan layaknya seorang pemimpin.

Ini dapat dilihat dari nasihat mengenai kebahagiaan hidup manusia. Yaitu hal-hal yang harus diperjuangkan untuk diperoleh manusia sepanjang hidupnya:

  • Kasuran (kesaktian).
  • Kagunan (kepandaian).
  • Kabegjan (kekayaan).
  • Kabrayan (banyak anak cucu).
  • Kasinggihan (keluhuran).
  • Kasyuwan (panjang umur).
  • Kawidagdan (keselamatan).
3. Sri Maharaja Rakai Panaggalan, Raja Ketiga Kerajaan Mataram Kuno

Raja ketiga dari Kerajaan Mataram Kuno ini terkenal dengan kepeduliannya terhadap ilmu pengetahuan. Termasuk juga memberikan sumbangsih penting dalam penanggalan Jawa Kuno. Selama masa pemerintahannya, kesadaran akan hukum terjaga dengan baik. Hal ini bukti dari keberhasilan penerapan dari konsep Catur Guru yang dikembangkan oleh Rakai Pananggalan (780-800 M).

Catur berarti empat, sedangkan Guru adalah berat. Sehingga Catur Guru berarti empat guru yang mempunyai tugas berat, terdiri atas:

  1. Guru Sudarma, orang tua yang melahirkan manusia.
  2. Guru Swadaya, Tuhan.
  3. Guru Surasa, bapak dan ibu guru di sekolah.
  4. Guru Wisesa, pemerintah pembuat undang-undang untuk kepentingan bersama.

Sejarah Lengkap Tentang Kerajaan Kutai

hy sobat,,, Kali ini saya mau mengungkap sejarah dari Kerajaan Kutai secara Lengkap. Maaf sebelum nya karena tidak ada contoh gambar nya.


Letak Kerajaan

Kerajaan kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini terletak ditepi sungai Mahakam di Muarakaman, Kalimantan Timur, dekat kota Tenggarong.

Pendiri Dinasti

Diperkirakan Kerajaan Kutai berdiri pada abad 4 M prasasti tersebut didirikan oleh Raja Mulawarman. Bukti sejarah tentang kerajaan Kutai adalah ditemukannya tujuh prasasti yang berbentuk yupa (tiang batu) tulisan yupa itu menggunakan huruf pallawa dan bahasa sansekerta.

Adapun isi prasati tersebut menyatakan bahwa raja pertama Kerajaan Kutai bernama Kudungga. Ia mempunyai seorang putra bernama Asawarman yang disebut sebagai wamsakerta (pembentuk keluarga). Setelah meninggal, Asawarman digantikan oleh Mulawarman. Penggunaan nama Asawarman dan nama-nama raja pada generasi berikutnya menunjukkan telah masuknya pengaruh ajaran Hindu dalam kerajaan Kutai dan hal tersebut membuktikan bahwa raja-raja Kutai adalah orang Indonesia asli yang telah memeluk agama Hindu.

Kehidupan Kerajaan

Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai merupakan terjemahan dari prasasti-prasasti yang ditemukan oleh para ahli. Diantara terjemahan tersebut adalah sebagai berikut :
[+] Masyarakat Di Kerajaan Kutai Tertata, Tertib Dan Teratur
[+] Masyarakat di Kerajaan Kutai memiliki kemampuan beradaptasi dengan budaya luar (India), mengikuti pola perubahan zaman dengan tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.

Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui dari dua hal berikut ini :
Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.

Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.

Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai berikut :


  • Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi budaya nenek moyangnya.
  • Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan kemajuan kebudayaan.
  • Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya.


Masuknya Pengaruh Budaya

Masuknya pengaruh budaya India ke Nusantara, menyebabkan budaya Indonesia mengalami perubahan. Perubahan yang terpenting adalah timbulnya suatu sistem pemerintahan dengan raja sebagai kepalanya. Sebelum budaya India masuk, pemerintahan hanya dipimpin oleh seorang kepala suku.

Selain itu, percampuran lainnya adalah kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia mendirikan tugu batu. Kebiasaan ini menunjukkan bahwa dalam menerima unsur-unsur budaya asing, bangsa Indonesia bersikap aktif. Artinya bangsa Indonesia berusaha mencari dan menyesuaikan unsur-unsur kebudayaan asing tersebut dengan kebudayaan sendiri.

Bangsa Indonesia mempunyai kebiasaan mendirikan tugu batu yang disebut menhir, untuk pemujaan roh nenek moyang, sedangkan tugu batu (Yupa) yang didirikan oleh raja Mulawarman digunakan untuk menambatkan hewan kurban.

Pada prasasti itu juga diceritakan bahwa Raja Mulawaraman memerintah dengan bijaksna. Ia pernah menghadiahkan ± 20.000 ekor sapi untuk korban kepada para brahmana / pendeta. Dan dalam prasasti itu pun menyatakan bahwa Raja Aswawarman merupakan pendiri dinasti, mengapa bukan ayahnya Kudungga yang menjadi pendiri dinasti tetapi anaknya Aswawarman? Hal itu karena pada saat itu Raja Kudungga belum memeluk agama Hindu, sehingga ia tidak bisa menjadi pendiri dinasti Hindu.

Dari Raja Aswawarman menurunlah sampai Mulawarman, karena Mulawarman pun memeluk agama Hindu. Hal itu diketahui dari penyebutan bangunan suci untuk Dewa Trimurti. Bangunan itu disebut bangunan Wapraskewara dan di Gua Kembeng di Pedalaman Kutai ada sejumlah arca-arca agama Hindu seperti Siwa dan Ganesa.

Bukti Peninggalan

Bukti sejarah Kerajaan Kutai ini adalah ditemukannya tujuh buah prasasti yang berbentuk Yupa (tiang batu)