Bela Muslim, Warga Inggris Tolak Donald Trump Masuk Negaranya - Warga Inggris muak mendengar bakal calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terus melontarkan pernyataan kontroversial cenderung rasis. Setelah melecehkan imigran Meksiko, Trump berulang kali menyerang umat Islam. Awal pekan ini, politikus Partai Republik itu mengusulkan AS melarang orang beragama Islam masuk ke negaranya karena khawatir mereka terlibat terorisme. (Baca juga: Kembali Membuat Heboh, Kini Donald Trump Bakal Minta Bill Gates Untuk Tutup Internet)
Bakal Calon Presiden AS Donald Trump. ©gawker |
BBC melaporkan, Kamis (10/12), hingga berita ini dilansir petisi menolak Donald Trump masuk Inggris telah ditandangani lebih dari 200 ribu orang. Sesuai mekanisme yang berlaku, parlemen harus membahas petisi tersebut dalam rapat terbuka.
Sosok yang mengusulkan petisi itu adalah Suzanne Kelly. Dia sebelumnya pernah mengkritik Trump karena membangun lapangan golf di Kota Aberdeenshire tanpa mengikuti izin yang berlaku.
Menurut Kelly, polah Trump tidak bisa ditoleransi. Usulan melarang muslim masuk AS sudah terhitung ujaran kebencian. Perilaku menebar provokasi, fitnah, serta promosi terorisme masuk kategori pidana dan bisa membuat seseorang dilarang masuk Inggris oleh Kementerian Dalam Negeri.
"Jika Inggris selama ini berkomitmen menyatakan ujaran kebencian sebagai 'tindakan yang tidak bisa diterima' dan berpengaruh pada diterima tidaknya sosok itu di perbatasan kita, maka sudah sewajarnya sekarang hukum ini ditegakkan pada semua orang, kaya ataupun miskin," tulis Kelly.
Petisi melarang Trump masuk Inggris hampir pasti bukan sekadar pepesan kosong. Politikus Partai Buruh, Jack Dromey, dan Pemimpin Partai Hijau Natalie Bennet, berjanji akan membahas tuntutan rakyat itu dalam sidang parlemen. Mereka optimis, sosok Trump bisa benar-benar dilarang masuk seluruh Britania Raya - mencakup Skotlandia, Irlandia Utara, Inggris, dan Wales.
Tak cuma larangan masuk, Menteri Utama Skotlandia, Nicola Sturgeon, telah mencabut status Trump sebagai Duta Bisnis negaranya di AS. Demikian pula Universitas Robert Gordon, di Kota Aberdeen, Skotlandia, membatalkan gelar kehormatan bagi sosok pengusaha properti tajir itu yang diberikan pada 2010.
sumber : merdeka.com
Terima kasih telah mengunjungi blog sederhana Koran Artikel
Saya harap sobat mau mematuhi peraturan berkomentar di blog ini :
1. Dilarang SPAM
2. Dilarang berkomentar yang mengandung unsur Porno, Sara, Judi
3. Dilarang OOT (Out Of Topic)
4. Dilarang Live Link
5. Berkomentarlah yang Sopan dan Relevan
Regards,
EmoticonEmoticon