Menghitung Amalan Kebajikan? - Pribahasa mengatakan bahwa “gajah mati meninggalkan belang, sedangkan manusia mati meninggalkan amal kebaikan”. Amal Kebaikan itu berbasis pada dua hal, yakni nama baik yang ditinggalkan didunia paska meninggal dan pahala untuk bekal diakhirat. Maka itu, dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan selagi hidup didunia supaya memiliki tabungan pahala untuk bekal diakhirat kelak.
“Iman kepada Allah dan Rasul-Nya”, kata nabi.
“Lalu, apa lagi?” kata sahabat.
“Haji yang mabrur”. Kata nabi sebagaimana dijelaskan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Kemudian dalam hadis yang lain, Aisyah istrinya nabi pernah bertanya:
“Wahai Rasulullah, kami berpendapat bahwa jihad merupakan sebaik-baik amal, apakah kami tidak turut berjihad? Nabi menjawab: ‘Tidak. Ketahuilah bahwa sebaik-baiknya jihad ialah haji mabrur”. (HR. Bukhari).
Disamping itu juga ada riwayat lainnya yang menceritakan bahwa suatu ketika nabi pernah didatangi oleh seorang faqir. Si faqir itu berkata
“Orang yang berharta memiliki kedudukan dan kenikmatan melebihi kami, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka juga berpuasa sebagaimana kami berpuasa, tapi mereka berhaji, berumrah, bersedekah, sementara kami tidak”.
Merespon pertanyaan si faqir itu, nabi kemudian menjawab,
“Maukah kalian aku tunjukan amalan yang melebihi mereka bila kalian lakukan, yakni bertasbih, bertahmid, dan bertakbir 33 kali seusai shalat”. (HR. Bukhari).
Selain itu, menurut nabi sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Umrah dibulan Ramadhan memiliki keutamaan ibadah yang sebanding dengan berhaji dengan beliau.
“Umrah di bulan Ramadhan sebanding dengan haji bersamaku”. (HR. Bukhari-Muslim).
Hadis-hadis diatas menunjukan bahwa kebaikan dan amalan yang dilakukan manusia pahalanya hanya diketahui oleh Allah. SWT semata. Lihat saja, dalam salah satu hadis diatas, Rasul mengatakan bahwa iman dan jihad merupakan amalan yang paling diutamakan. Namun dalam hadis yang lainnya disebutkan bahwa amalan utama yang disukai Allah. SWT seperti jihad, haji mabrur, berumrah di bulan Ramadhan, bertasbih, tahmid, dan takbir sebanyak 33 kali seusai shalat.
Nabi merespon setiap pernyataan yang disesuaikan dengan kondisi si penanya. Ketika berdiskusi dengan sahabat yang biasa menemaninya berhijad di medan perang, nabi bilang kalau amalan yang paling utama ialah mengimani Allah. SWT dan Rasul-Nya serta berjihad dijalan Allah. SWT. sedangkan ketika berbincang dengan sang istri yang tentu saja tidak pernah pergi ke medan perang, beliau mengatakan bahwa keutamaan ibadah di hadapan Allah. SWT ialah berhaji mabrur. Aisyah tentu saja bisa melaksanakan haji dengan mengikuti segala aturan dalam islam dan menata hati dengan keikhlasan sehingga haji mabrur bisa diraih.
Esensi dari hadis-hadis diatas bukanlah soal inkonsistensi, disatu sisi mengatakan A sebagai ibadah yang paling utama, sedangkan di sisi lain mengatakan kalau B yang merupakan amalan ibadah utama. Melainkan memberikan pengertian bahwa maksud baginda nabi supaya umatnya beribadah sesuai dengan kemampuan, tidak usah memaksakan beribadah yang tidak sesuai porsinya. Nabi tidak menginginkan seorang perempuan yang kewajibannya mengurus dan setia kepada suami, kemudian pergi berjihad sedangkan masih banyak kaum laki-laki yang memang sudah sewajarnya pergi berperang.
Pesannya nabi ingin mengatakan bahwa ada banyak alternatif ibadah yang termasuk dalam ibadah utama yang mendapatkan penilaian sangat tinggi dari Allah. SWT. Yakni kalau memungkinkan maka pergilah ke medan jihad untuk memperjuangkan Agama Allah. SWT sekalipun nyawa jadi taruhannya, jika tidak maka berumrahlah ketika bulan Ramadhan, jika tidak perbanyaklah membaca kalimat-kalimat yang mengagungkan asma Allah : tahmid, tahlil, dan takbir seusai shalat.
Semua amalan diatas tentu saja bisa dilakukan oleh setiap umatnya untuk mendapatkan pahala keutamaan ibadah dari Allah. SWT. jika Anda memiliki harta yang berlimpah, maka jihadnya bisa dilakukan seperti yang pernah dilakukan Siti Khadijah yang menyumbangkan seluruh hartanya untuk perjuangan nabi, suaminya. Atau jika anda memiliki ilmu agama yang dalam, maka ajarkanlah orang-orang yang belum memahami agama secara kaffah. Atau bagi anda yang tidak memiliki keduanya, maka perbanyaklah melakukan ibadah baik wajib maupun sunah kemudian diakhiri dengan membaca kalimat tahmid, tahlil, dan takbir secara konsisten dan ikhlas.
Itulah pilihan-pilihan ibadah yang dianjurkan nabi untuk dilaksanakan supaya mendapatkan pahala yang besar dari Allah. SWT. dengan begitu maka peluang umat untuk mendapatkan pahala amalan utama itu menjadi sama baik umat yang sezaman dengan nabi yang tentunya dibimbing langsung oleh beliau maupun umat yang hidupnya jauh setelah masa kenabian. Sungguh ajaran yang sangat paripurna dan sempurna.
Sumber: Buku Ayat-Ayat Motivasi, terbit pada tahun 2013
Terima kasih telah mengunjungi blog sederhana Koran Artikel
Saya harap sobat mau mematuhi peraturan berkomentar di blog ini :
1. Dilarang SPAM
2. Dilarang berkomentar yang mengandung unsur Porno, Sara, Judi
3. Dilarang OOT (Out Of Topic)
4. Dilarang Live Link
5. Berkomentarlah yang Sopan dan Relevan
Regards,
EmoticonEmoticon